- Malik = Yang Merajai, Raja berkuasa degan Hukum-HukumNya. Merajai artinya tidak ada satu makhlukpun yang boleh jadi raja selain Yang Merajai.
- Yaum = hari atau saat atau kurun waktu.
- Diin = system kehidupan yang diatur oleh Allah.
- Jadi Maliki Yaumiddin adalah Allah yang merajai alam sepanjang masa dengan diinNya. Allah tidak pernah lelah, mengantuk dan berhenti mengurus dan memelihara alam dengan diinNya (Baca ayat kursi QS.2/255).
Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Ta'ala semata, sesuai dengan firman Alah Ta'ala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini (hari kiamat)? Kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." Q.S. Al-Mu'min 16) Bagi orang yang membacanya maaliki' maknanya menjadi "Dia Yang meiliki semua perkara di hari kiamat". Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiriz dzanbi' Yang mengampuni dosa-dosa). Dengan demikian maka lafal 'maliki yaumiddiin' ini sah menjadi sifat baik Allah, karena sudah ma'rifah (dikenal).
Maliki yaumuddin adalah prinsip mulkiyallah, bahwa dialam semesta ini hanya Allah saja yang patut menjadi Raja bagi alam dan manusia. Dialah akan menjadi Raja bagi manusia artinya benar-benar akan ditaati manusia tatkala diinNya sudah tegak. Hari penghakiman atas manusia adalah hari tatkala manusia sudah menyerahkan diri kepada kekuasaan Allah secara sempurna. Para Rasul dan khalifah ditunjuk oleh Allah menjadi hakim yang adil atas manusia dan bangsa-bangsa (QS.4/64-65), penghakiman kepada manusia bukan dimaksudkan untuk membalas dendam kesalaham manusia tetapi dalam rangka mensucikan kembali manusia dari dosa-dosanya. Pada saat Rasul Allah berkuasa dibumi maka Nur Allah bercahaya kepada seluruh manusia, manusia hidup untuk menyongsong Nur Allah itu.
Tanpa adanya Rasul Allah yang berkuasa dibumi, maka pengampunan dosa manusia hanya dimungkinkan kalau manusia memiliki aqidah tidak membuat tandingan kepada Allah sebagai Robb, sebab dosa yang tidak diampunkan adalah dosa musyrik yaitu dosa yang sengaja menganggap Allah bukan Robb dan bukan Malik dan menjadikan manusia sebagai robb dan malik lain bagi manusia.
Kiamat bukan semata-mata harus diyakini adanya, tetapi juga harus menjadi motivasi untuk selalu berbuat baik, saleh, beriman kepada Allah, menjauhi semua perbuatan buruk, dan menyadari bahwa kehidupan dunia bersifat sementara. Akhirat merupakan kehidupan sebenarnya.
Kemudian, apa yang kamu rasakan ketika mendengar kata kiamat? Kiamat merupakan peristiwa yang sangat dahsyat. Hal ini disampaikan Allah pada surah Al-Insiqaaq ayat 1-5.
إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ (١) وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ (٢) وَإِذَا الأرْضُ مُدَّتْ (٣) وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ (٤) وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ ٥
selain itu, ada lagi ayat-ayat lainnya yang menjelaskan kedahsyatan kiamat.
- Surah Al-Haqqah ayat 13-16
- Surah At-Takwiir ayat 1-6
- Surah Al-Infiithaar ayat 1-4
Ketika sangkakala ditiup, seluruh manusia dan makhluk hidup mati sehingga tidak ada yang tersisa selain Allah. Kemudian ditiup lagi dan terbangunlah semua makhluk, termasuk manusia yang mendengar suara tiupannya. Mereka semua merasa ketakutan, panik, kebingungan, dan bertanya-tanya tentang kejadian tersebut. Mereka semua dikumpulkan di padang mahsyar dan berdiri di hadapan Allah untuk perhitungan amalnya masing-masing.
Terbentuklah Mahkamah Keadilan Ilahi untuk meminta pertanggungjawaban atas segala amal perbauatan seluruh manusia di dunia. Catatan amal segala ibadah dan perbuatan di bagikan kepada setiap munusia. Para malaikat dan para nabi Allah hadir sebagai saksi atas berbagai amal setiap manusia. Tangan, kaki, mata, telinga, dan kulit pun berbicara dan menjadi saksi. Seluruh manusia diperhitungkan perbuatan-perbuatannya dengan timbangan (mizan) Ilahi dan mereka melihat hasil semua perbuatannya.
Diumumkanlah tempat akhir masing-masing. Orang-orang saleh bergerak menuju ke surga firdaus. Orang-orang durhaka, orang-orang kafir, dan kaum munafik digiring menuju neraka. Orang-orang yang masuk surga menikmati berbagai keindahan dan kenikmatan yang tidak ada bandingannya dengan yang pernah didapatkan di dunia. Sebaliknya, orang-orang yang masuk neraka disiksa sesuai dengan perbuatannya di dunia. Mereka berteriak meminta ampun, tetapi siksa atas semua perbuatan-perbuatan buruk dan pengingkarannya terhadap ajaran-ajaran Allah dan Rasulullah saw terus berlangsung sampai Allah menetapkan batas akhirnya.